BUDIDAYA JAHE MERAH | BIBIT JAHE MERAH | CARA MENANAM JAHE MERAH

Melayani Pesanan Bibit Jahe Merah dan Pelatihan Budidaya Jahe Merah Yogyakarta. HP 087838393451

Breaking

Senin, 28 Mei 2018

Budidaya Jahe merah ala Vista Agro


 PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA JAHE MERAH


Untuk mencapai hasil yang optimal dalam budidaya jahe merah, gajah dan emprit, selain menggunakan varietas unggul yang jelas asal usulnya, hal penting lain yang juga perlu diperhatikan adalah tata cara budidaya seperti : penyiapan lahan, pengaturan jarak tanam, pemupukan, dan pemeliharaan tanaman.

Persiapan Lahan

Pengolahan tanah dilakukan sebelum tanam. Tanah diolah sedemikian rupa agar gembur dan dibersihkan dari gulma. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah sedalam 30 cm, dibersihkan dari ranting-ranting dan sisa-sisa tanaman yang sukar lapuk. Untuk tanah dengan lapisan olah tipis, pengolahan tanahnya harus hati-hati disesuaikan dengan lapisan tanah tersebut dan jangan dicangkul atau digarpu terlalu dalam sehingga tercampur antara lapisan olah dengan lapisan tanah bawah. Hal ini dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman kurang subur. Setelah tanah diolah dan digemburkan, dibuat bedengan searah lereng (untuk tanah yang miring), sistim guludan atau dengan sistim pris (parit). Pada bedengan atau guludan kemudian dibuat lubang tanam.
bibit jahe merah


Jarak Tanam

Bibit jahe merah ditanam sedalam 5 - 7 cm dengan tunas menghadap ke atas, jangan terbalik, karena dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam yang digunakan untuk penanaman jahe putih besar yang dipanen tua adalah 80 x 40 cm atau 60 x 40 cm, jahe putih kecil dan jahe merah 60 x 40 cm.

Pemupukan

Pupuk kandang domba atau sapi yang sudah masak sebanyak 20 ton/ha, diberikan 2 - 4 minggu sebelum tanam. Sedangkan dosis pupuk buatan SP-36 300 - 400 kg/ha dan KCl 300 - 400 kg/ha, diberikan pada saat tanam. Pupuk urea diberikan 3 kali pada umur 1, 2 dan 3 bulan
setelah tanam sebanyak 400 - 600 kg/ha, masing-masing 1/3 dosis setiap pemberian. Pada umur 4 bulan setelah tanam dapat pula diberikan pupuk kandang ke dua sebanyak 20 ton/ha.

Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.
a. Penyiangan gulma
Sampai tanaman berumur 6 - 7 bulan banyak tumbuh gulma, sehingga penyiangan perlu dilakukan secara intensif secara bersih. Penyiangan setelah umur 4 bulan perlu dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran yang dapat menyebabkan masuknya bibit penyakit. Untuk mengurangi intensitas penyiangan bisa digunakan mulsa tebal dari jerami atau sekam.

b. Penyulaman

Menyulam tanaman yang tidak tumbuh dilakukan pada umur 1 – 1,5 bulan setelah tanam dengan memakai bibit cadangan yang sudah diseleksi dan disemaikan.

c. Pembumbunan

Pembumbunan mulai dilakukan pada saat telah terbentuk rumpun dengan 4 - 5 anakan, agar rimpang selalu tertutup tanah. Selain itu, dengan dilakukan pembumbunan, drainase akan selalu terpelihara.

d. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

Pengendalian hama penyakit dilakukan sesuai dengan keperluan. Penyakit utama pada jahe adalah busuk rimpang yang disebabkan oleh serangan bakteri layu (Ralstonia solanacearum). Sampai saat ini belum ada metode pengendalian yang memadai, kecuali dengan menerapkan
tindakan-tindakan untuk mencegah masuknya bibit penyakit, seperti penggunaan lahan sehat, penggunaan benih sehat, perlakuan benih sehat (antibiotik), menghindari perlukaan (penggunaan abu sekam), pergiliran tanaman, pembersihan sisa tanaman dan gulma, pembuatan saluran irigasi supaya tidak ada air menggenang dan aliran air tidak melalui petak sehat (sanitasi), inspeksi kebun secara rutin. Tanaman yang terserang layu bakteri segera dicabut dan dibakar untuk menghindari meluasnya serangan OPT. Hama yang cukup signifikan adalah lalat rimpang Mimergralla coeruleifrons (Diptera, Micropezidae) dan

Eumerus figurans (Diptera, Syrpidae), kutu perisai (Aspidiella hartii) yang menyerang rimpang mulai dari pertanaman dan menyebabkan penampilan rimpang kurang baik serta bercak daun yang disebabkan oleh cendawan (Phyllosticta sp.). Serangan penyakit ini apabila terjadi pada tanaman muda (sebelum 6 bulan) akan menyebabkan penurunan produksi yang cukup signifikan. Tindakan mencegah perluasan penyakit ini dengan menyemprotkan fungisida segera setelah terlihat ada serangan (diulang setiap minggu sekali), sanitasi tanaman sakit, inspeksi secara rutin. 

Tagged :

Vista Agro juga melayani penjualan bibit jahe merah di area Magelang. Dimana Magelang merupakan daerah berbatasan dengan Jogjakarta. Secara historis- geografis, kedudukan Kabupaten Magelang diperkuat melalui UU No. 2 tahun 1948 dengan ibu kota di Kota Magelang. Pada tahun 1950 berdasarkan UU No. 13 tahun 1950 Kota Magelang berdiri sendiri dan diberi hak untuk mengatur rumah tangga sendiri, sehingga ada kebijaksanaan untuk memindah ibu kota kabupaten ke daerah lain. Ada dua alternatif ibu kota sebagai penganti Kota Magelang, yaitu Kawedanan Grabag atau Kawedanan Muntilan, namun kedua daerah ini ditolak. Pada tanggal 22 Maret 1984, kecamatan Mertoyudan bagian Selatan dan kecamatan Mungkid bagian Utara dipilih secara resmi sebagai ibu kota Kabupaten Magelang oleh gubernur Jawa Tengah dengan nama Kota Mungkid.

Geografi
Kabupaten Magelang berada di cekungan sejumlah rangkaian pegunungan. Di bagian timur (perbatasan dengan Kabupaten Boyolali) terdapat Gunung Merbabu (3.141 meter dpl) dan Gunung Merapi (2.911 m dpl). Di bagian barat (perbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo) terdapat Gunung Sumbing (3.371 m dpl). Di bagian barat daya terdapat rangkaian Pegunungan Menoreh. Pada bagian tengah mengalir Kali Progo beserta anak-anak sungainya menuju selatan. Di Kabupaten Magelang juga terdapat Kali Elo yang membelah dua wilayah ini. Pertemuan kembali kedua kali tersebut terletak di desa Progowati yang konon dahulu di tempat itu lebih banyak penduduk berjenis kelamin wanita daripada pria.

Daftar Bupati Magelang
Raden Adipati Danoeningrat I (Alwi bin Sa'id Abdar Rahim Bach Chaiban) th.1813-1826
Raden Adipati Danoeningrat II (Hamdani bin Alwi Bach Chaiban) th.1826-1862
Raden Adipati Danoeningrat III (Sa'id bin Hamdani Bach Chaiban) th.1862-1978
Raden Adipati Danoekoesoema (Sayyad Achmad bin Sa'id Bach Chaiban) th.1879-1908
Raden Aryo Adipati Danoesoegondo th.1908-1933
Raden Aryo Aroembinang Sosrodiprojo th.1933-1945
Sa'id Prawirosastro th.1945-1946
R.Joedodibroto th.1946-1954
M.Ngarwojo th.1954-1957
Mochammad Soegengsomodilogo (sebagai Kepala Daerah) th.1957-1958
Soetedjo Soegengsomodilogo (sebagai Kepala Daerah) th.1958-1960
Drs.Adnan Widodo th.1960-1967
Drs.H.Achmad th.1967-1979
Drh.Soepardi th.1979-1983
Drs.Al.Soelistyo th.1983-1984
M.Solikhin th.1984-1994
Kardi th.1994-1999
Drs.H.Hasyim Affandi th.1999-2004
Ir.H.Singgih Sanyoto th.2004-2014
Zaenal Arifin, SIP th.2014-sekarang
Pembagian administratif
Kabupaten Magelang terdiri atas 21 kecamatan. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah sebagai berikut:

Bandongan
Borobudur
Candimulyo
Dukun
Grabag
Kajoran
Kaliangkrik
Mertoyudan
Mungkid
Muntilan
Ngablak
Ngluwar
Pakis
Salam
Salaman
Sawangan
Secang
Srumbung
Tegalrejo
Tempuran
Windusari
Cacaban, MagelanglCacaban
Kota Mungkid sebagai ibu kota kabupaten ini, berada sekitar lima belas kilometer di sebelah selatan Kota Magelang, dapat dijangkau mudah dengan kendaraan roda empat. Selain itu, Secang merupakan persimpangan antara jalan negara Semarang - Magelang - Yogyakarta dan jalan provinsi menuju Temanggung.

Dahulu wilayah Kabupaten Magelang dilalui jalur kereta api yang menghubungkan Semarang - Yogyakarta, bahkan merupakan salah satu jalur kereta api tertua yang berada di Indonesia. Stasiun yang dimiliki Kabupaten Magelang antara lain adalah Stasiun Muntilan, Stasiun Blabak, Stasiun Mertoyudan, dan Stasiun Secang. Namun, meletusnya Gunung Merapi sekitar tahun 1970-an membuat jalur kereta api tersebut rusak akibat terjangan lahar sehingga menyebabkan jalur dan stasiun tersebut kini tidak difungsikan lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox